Defisit Meningkat? Tenang, Masih Aman
”Efek reformasi di sistem fiskal dan moneter hanya satu–dua tahun. Reformasi struktural itu obat sebenarnya. Sudah terbukti di banyak negara,” terang dia.
Menurut Edimon, struktur Indonesia yang terdiri atas berbagai provinsi dengan permasalahan yang berbeda-beda membuat banyak persoalan menjadi lebih kompleks. Karena itu, upaya reformasi harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
”Kita harus fokus pada investasi, baik domestik maupun asing. Selain itu, sumber pertumbuhan ekonomi kita adalah bagaimana caranya lebih produktif,” tuturnya.
ADB menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi daripada prediksi IMF atau Bank Dunia. Meski demikian, ADB memprediksi nilai pertumbuhan ekonomi tidak setinggi target pemerintah di APBN, yakni 5,3–5,5 persen.
”Kita tahu, sebagian proyeksi pemerintah belum merefleksikan apa yang terjadi kini. Barangkali perlu disesuaikan karena kondisi sudah berubah,” jelasnya. (dee/c11/noe)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Standard Chartered Indonesia Pimpin Sejumlah Diskusi Strategis di Inggris
- Pertemuan Hangat Menko Airlangga dan Sekjen OECD Mathias Cormann, Ini yang Dibahas
- Rakor Oplah di Sulsel, Plt Dirjen Hortikultura Tekankan Pentingnya Pergerakan Cepat
- PLN Indonesia Power Raih Platinum Rank di Ajang ASRRAT 2024
- Mantap! PNM Raih Penghargaan di Ajang Investor Daily ESG Appreciation Night
- Investasi Pertamina Dinilai Penting untuk Kembangkan Bisnis & Jamin Ketahanan Energi Nasional