Defisit Perdagangan Cetak Rekor
Selasa, 04 Desember 2012 – 08:41 WIB
Dengan realisasi tersebut, maka akumulasi kinerja ekspor sepanjang Januari-Oktober 2012 mencapai USD 158,66 miliar, turun 6,22 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar USD 169,18 miliar. Khusus untuk Oktober 2012, lanjut Hadi, penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati, terutama CPO, sebesar USD 519,2 juta.
Baca Juga:
Adapun peningkatan terbesar terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD 254,2 juta. Pasar terbesar ekspor nonmigas Indonesia masih ditempati oleh Tiongkok sebesar USD 1,82 miliar, disusul Jepang USD 1,42 miliar, dan Amerika Serikat (AS) sebesar USD 1,15 miliar.
Sementara itu, arus impor mengalir makin deras ke Indonesia sepanjang Oktober 2012. Data BPS mencatat, realisasi impor naik signifikan sebesar 10,82 persen mencapai USD 17,21 miliar. "Kenaikan ini karena impor unusual (tidak biasa), seperti pesawat terbang dan BBM yang cukup besar," ujarnya.
BPS mencatat, selama Oktober 2012, beberapa maskapai penerbangan di Indonesia melakukan impor pesawat. Misalnya, Lion Air 4 unit, Garuda 1 unit, Sriwijaya Air 1 unit, dan Wings Air 1 unit, sehingga totalnya 8 unit senilai USD 331,13 juta. "Semuanya (merek) Boeing. Ini yang membuat nilai impor dari Amerika naik signifikan," ucapnya.
JAKARTA - Alarm kinerja perdagangan internasional Indonesia mulai menyala. Kombinasi melemahnya ekspor dan lonjakan impor berimbas pada melebarnya
BERITA TERKAIT
- Hunian dengan Daya Listrik 900 VA Bisa Pasang AC tanpa Khawatir, Perhatikan Hal Ini
- Aset TASPEN Capai Rp376,9 Triliun
- Komisi VII DPR Mendukung Bahlil untuk Jadikan Indonesia Lokomotif Ekonomi ASEAN
- Gegara Ajang MotoGP Indonesia 2024, Omzet Pengusaha Lokal Meroket
- Aset MIND ID Tumbuh 57,22 Persen dalam 5 Tahun, Kini Capai Rp 260 Triliun
- Menko Airlangga Bahas Penyelesaian I-EU CEPA dengan Dubes Uni Eropa