Defisit Produk Baja Indonesia Timur Tembus 400 Ribu Ton
jpnn.com, JAKARTA - Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan adanya defisit produk baja hingga 400 ribu ton di wilayah timur Indonesia.
Kasubdit Produktivitas Kementerian PUPR Ellis Sumarna menyatakan, kebutuhan besi dan baja untuk proyek PUPR tahun depan diprediksi tumbuh 2–3 persen.
Hal itu seiring dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di wilayah timur.
Tahun depan anggaran pemerintah untuk membangun perumahan, infrastruktur jalan, jembatan, hingga kawasan industri mencapai Rp 110 triliun.
’’Tentu hal tersebut menjadi potensi bagi industri pemasok material pembangunan seperti baja,’’ kata Ellis, Senin (15/10).
Potensi itu ditangkap produsen baja tulangan PT Krakatau Wajatama. Anak usaha Krakatau Steel tersebut berupaya mengembangkan market di wilayah Indonesia Timur dengan menggandeng distributor baja PT Mega Grup Indonesia.
’’Demand wilayah timur cukup tinggi untuk bangun rumah atau fasilitas transportasi, tapi suplainya sangat kurang,’’ jelas Direktur Komersial PT Krakatau Wajatama Teguh Sarwono.
Pihaknya sengaja menggandeng Mega Grup agar produk baja tulangan yang telah bersertifikat SNI itu bisa dipasarkan langsung ke segmen ritel.
Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan adanya defisit produk baja hingga 400 ribu ton di wilayah timur Indonesia.
- GRP Berhasil Merampungkan Kemitraan Investasi di Bisnis Baja Strukturalnya
- Kementerian PUPR Pastikan Produk Baja dan Jasa Penunjang di IKN Sangat Diperlukan
- Manfaatkan Fasilitas Ini, Krakatau Steel Berhasil Ekspor 30 Ribu Ton Baja Gulungan ke Italia
- Pengawasan Baja Non-SNI Jadi Langkah Nyata Perlindungan bagi Industri Nasional
- 2.032 Ton Baja Non-SNI Dimusnahkan, Krakatau Steel: Bisa Memberikan Efek Jera
- 40 Perusahaan Pengolahan Baja Tulangan Beton Diawasi Ketat, Siap-Siap Saja, ya!