Defisit Transaksi Berjalan Tetap Berada di Bawah Tekanan

Neraca pendapatan sekunder juga tidak mengalami perbaikan. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan jasa dan neraca pendapatan primer tetap besar.
Karena itu, pihaknya menekankan agar pemerintah dan BI harus bekerja keras memperbaiki struktur ekonomi domestik seperti yang tecermin dalam neraca pembayaran.
’’Jadi, jangan hanya berfokus mengurangi impor, tapi juga bagaimana caranya memacu ekspor. Kita juga harus mengurangi defisit neraca jasa dengan benar-benar serius membenahi industri pariwisata dan perkapalan. Kemudian, yang juga harus dioptimalkan adalah pendapatan dari TKI,’’ tutur Piter.
Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Alexander Sugandi memproyeksikan CAD tahun ini masih bisa kurang dari tiga persen.
Yakni, di kisaran 2,8 persen dari PDB. Namun, dia tidak memungkiri ada risiko cukup besar bahwa CAD bisa menembus tiga persen.
Meski begitu, pihaknya optimistis pertambahan defisit dalam neraca dagang secara year to date (Januari–September 2018) mulai melambat.
Selain itu, ada dampak dari kebijakan pemerintah dalam mengurangi impor, khususnya barang konsumsi.
’’Walau dampak kebijakan pemerintah untuk menekan impor baru terlihat lebih besar tahun depan, untuk sisa tahun ini ada juga pengaruhnya. Terutama dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi dan penundaan proyek-proyek infrastruktur,’’ kata Eric. (ken/c14/oki)
Perry Warjiyo mengakui cukup sulit memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) hingga berada di bawah tiga persen
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai Bantu UMKM di Ambon dan Malang Tembus Pasar Ekspor Lewat 2 Kegiatan Ini
- Pramono Dorong Peran Bank DKI Mengimplementasikan QRIS Tap NFC Bank Indonesia
- bank bjb Permudah Penukaran Uang Jelang Lebaran Lewat SERAMBI
- Cadangan Devisa Turun Tipis Dipengaruhi Pembayaran Utang Pemerintah
- Menjelang Idulfitri, BI Jabar Siapkan Rp14,5 Triliun Uang Baru
- Bea Cukai Genjot Ekspor di Daerah Ini Lewat Langkah Kolaboratif dengan Berbagai Instansi