Deja Vu Golkar di Pentas Pipres

Deja Vu Golkar di Pentas Pipres
Deja Vu Golkar di Pentas Pipres
Dedikasinya di HMI, KNPI, Golkar, beberapa kali menteri dan ketua DPR RI, membuat pengalaman teknis dan operasional birokrasi dan parlementaris seorang Akbar akan melengkapi popularitas SBY yang terkenal dengan gagasannya yang segar dan merakyat.

SBY butuh seorang pendamping yang bisa menerjemahkan gagasannya, termasuk mengamankannya di parlemen. Jika SBY diibaratkan matahari, maka Akbar adalah rembulan.

Pilihan SBY dalam memilih cawapres pendampingnya menjadi penting, karena pesaingnya kini sibuk konsolidasi. Sebutlah, kemungkinan poros PDIP-Gerindra-Hanura dan lainnya. Poros ini tak bisa dianggap enteng, karena dukungan Hanura dan Gerindra sebagai partai baru tetapi bisa lolos parliemantary threshold adalah “darah baru” yang belum lelah untuk berkeringat meraih partisipasi para pencontreng.

Risiko bagi SBY jika memilih Akbar, mungkin Golkar akan berbalik (atau kembali) ke poros yang dipimpin Megawati dan kini didekati oleh Hanura dan Gerindra. Tapi tampaknya hanya sebagian elitnya saja. Massa Golkar, dan terlebih para pencontreng lebih cenderung berpihak kepad duet SBY-Akbar. Persis ketika pada 2004 lalu, massa Golkar dan pencontreng pun meningalkan duet Wiranto-Shalahudin Wahid dan berpihak kepada SBY-JK. Déjà vu? **

JIKA tak ada aral luar biasa yang mendadak melintang, tampaknya   Susilo “SBY” Bambang Yudhoyono berpeluang besar kembali menjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News