Dekati Bahaya Demi Urus Ternak

Dekati Bahaya Demi Urus Ternak
Foto; Dok. JPPHOTO/JPNN
Ia mengaku memiliki sepuluh kambing yang setiap harinya bisa diambil susunya untuk dijual. Sehabis subuh, ia selalu kembali ke rumah meski jarak tempat pengungsiannya kini sangat jauh dengan rumahnya, yakni sekitar 20 kilometer.

Bersama belasan warga lain dari Girikerto, Rohmat memanfaatkan kendaraan umum yang masih ada meski tak menjangkau hingga dusunnya. "Meskipun hasil susu perahan kambing berkurang karena makannya tak seperti biasa, paling tidak masih ada yang bisa diperah dan dijual. Hasilnya saya gunakan untuk uang saku," ungkapnya.

Tak hanya Rohmat, belasan bahkan puluhan pengungsi yang juga mengalami nasib sama dengannya juga harus mengalami kerugian terkait menurunnya hasil produksi susu kambing. Menurunnya produksi susu ini, ditengarai oleh faktor makanan kambing yang berubah menjadi makanan instan, serta faktor kesetresan kambing itu sendiri. Jika biasanya dalam sehari seekor kambing bisa hasilkan sekitar seliter susu, saat seperti ini seekor kambing hanya bisa memproduksi setengahnya.

"Ini sudah lumayan. Daripada tidak diperah sama sekali, nanti kami tak memiliki uang saku," keluh Martosiswo, warga Girikerto yang lain. Untuk itu, ia masih bersyukur jika petugas masih memberi waktu baginya selama 1,5 jam untuk mengurus ternak setiap paginya.

SLEMAN - Tidak semua warga yang tinggal di lerang Merapi benar-benar mengungsi. Belasan, bahkan puluhan, warga asih sering mendekati zona bahaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News