Delapan Perempuan Bahenol Coba Mengelabui Polisi, Hasilnya?
jpnn.com, PONOROGO - Jajaran Satreskrim Polres Ponorogo membekuk delapam perempuan yang nekat menjual diri dengan alasan kebutuhan ekonomi.
Meski tempat lokalisasi di Kabupaten Ponorogo ditutup total, tetapi bisnis prostitusi di Ponorogo tetap masih ada.
Modus yang dilakukan para perempuan setengah baya ini tergolong rapi, yakni berjualan kopi sembari menawarkan jasa layanan pada lelaki hidung belang. Hal ini untuk mengelabuhi petugas kepolisian.
Modus para PSK ini tidak bertahan lama, mengingat anggota Satreskrim Polres Ponorogo berhasil mengendus prostitusi terselubung tersebut.
Tak tanggung-tanggung, petugas langsung melakukan penggrebekan beberapa tempat warung esek-esek dan sekaligus mengamankan, sedikitnya 8 perempuan pelaku PSK.
Menurut Waka Polres Ponorogo, Kompol Indah Wahyuni, penggerebekan dilakukan di 3 titik, yakni di Kecamatan Kota, Jenengan dan Kecamatan Siman.
“Selain itu, saat penangkapan ada salah satu PSK sedang melayani lelaki hidung belang,” tutur Kompol Indah.
Di sisi lain, sejumlah PSK yang diamankan petugas ini rata-rata berasal dari luar daerah Ponorogo. Hany satu orang asli dari Ponorogo. Mereka terbukti melakukan tindak pidana prostitusi dan dikenai pasal Tindak Pidana Ringan (Tipiring) serta dilakukan pembinaan.
Anggota Satreskrim Polres Ponorogo berhasil mengendus aksi delapan perempuan ini.
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi
- Bule Australia Buka Bisnis Prostitusi Berkedok Spa di Bali, Terang-terangan
- Polresta Bogor Bongkar Praktik Prostitusi di Wisma, 8 Tersangka Ditangkap
- Berusia 21 Tahun, PSK Setiap Hari Melayani 3 Laki-Laki di Bogor
- 5 Wanita Vietnam dan Tiongkok Jadi PSK, 1 Orang Muncikari