Delegasi Indonesia mendorong Penyelesaian Katowice Outcome
Pada kerangka transparansi, Indonesia berbagi kekhawatiran yang diungkapkan oleh beberapa negara dalam plennary, bahwa teks perampingan memiliki sejumlah elemen penting yang dihapus.
Perubahan signifikan telah dilakukan pada iterasi terakhir, baik dalam struktur maupun substansi.
“Kami melihat pentingnya Transparancy Framework (TF) dalam buku aturan PA. Dalam hal ini, Indonesia ingin melihat modality, procedure and guideline (MPG) yang komprehensif dan seimbang untuk TF antara tindakan dan dukungan, dan antar elemen dalam tindakan dan dalam dukungan," lanjut Ibu Nur.
Menutup intervensi dari Indonesia, Nur Masripatin menyampaikan bahwa titik-titik kekhawatiran yang berbeda dari Para Pihak harus dicari solusinya untuk mencapai kemungkinan kesepakatan bersama.
“Karena itu, sangat diperlukan untuk menunjukkan fleksibilitas serta kesediaan untuk berkompromi untuk mencapai hasil Katowice sebagaimana diamanatkan oleh Perjanjian Paris”, pungkas Nur Masripatin. (adv/jpnn)
Indonesia menyampaikan pandangannya pada Plenary Stocktaking perkembangan persidangan Ad Hoc Working Group on Paris Agreement yang dihadiri 197 negara.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Menteri LH Minta Kepala Daerah Berkomitmen Menuntaskan Permasalahan Sampah
- 5 Persemaian Skala Besar Diresmikan untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya