Delta
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Virus pada umumnya selalu bermutasi untuk mempertahankan diri. Para ilmuwan berlomba-lomba mencari cara untuk memusnahkannya sebelum makin banyak mutasi terjadi, yang membuat virus makin susah dilawan.
Prinsip ini berlaku juga pada virus Corona, khususnya SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Mutasi terbaru yang membentuk varian Delta Plus diakui oleh para ahli cukup mengejutkan, karena terjadi lebih cepat dari yang diduga.
Varian Delta Plus adalah bentuk baru dari varian Delta atau B1617.2 yang pertama kali teridentifikasi di India.
Varian Delta Plus dikhawatirkan lebih menular di kalangan anak-anak. Sebuah laporan mengungkap bahwa transmisi virus corona varian Delta, yang saat ini mendominasi di Inggris, meningkat di kalangan anak-anak usia 12 hingga 20 tahun.
Laporan lain mencatat sebanyak 140 klaster penyebaran varian Delta muncul di sekolah.
Hal ini menjadi warning bagi pemerintah Indonesia yang hendak membuka program sekolah luring.
Beberapa daerah sudah menghentikan, tetapi beberapa lainnya masih meneruskan uji coba.
Varian yang menyerang anak-anak ini pertama kali teridentifikasi di India pada Oktober tahun lalu, dan kini sudah menyebar ke lebih dari 80 negara. Penularan tertinggi terjadi pada anak-anak usia sekolah menengah, yakni antara sepuluh hingga 19 tahun.
Menghadapi virus global ini negara dan agama terlihat lemah, dipaksa menyerah tidak berdaya.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN