Demam Berdarah Kian Ganas, Dua Daerah Berstatus KLB

”Perlu diperhatikan yakni, orang tua harus mengetahui kapan panas pertama kali,sehingga jika pada hari keempat panas segera lakukan pengecekan darah,” jelasnya.
Dia juga mengatakan bahwa kebanyakan penderita DBD berada di bawah usia 18 tahun. Sementara itu, warning DBD di kota Bandarlampung terus meluas.
Menurut Kepala Dinkes Bandarlampung dr. Amran, saat ini sudah 18 kecamatan yang diwarning waspada DBD. Berdasarkan data Diskes Kota, saat ini sudah ada 89 pasien yang terkena DBD. Rinciannya, 69 orang warga kota dan 20 warga luar Bandarlampung.
”Kan warning DBD yang tadinya hanya 9 kecamtan sekarang sudah 18 kecamatan. Maka dari itu, harus dikooridnasikan agar berjalan dengan baik dan obat fogging serta abatesasi dapat digunakan secara efektif,” kata dia.
Amran menyatakan, stok obat fogging dan bubuk abate tersedia disetiap puskesmas di kota.
”Maka dari itu, bertahap fogging, sosialisasi dan abatesasi akan terus dilakukan hingga optimal dan berjalan beriringan. Bagi warga yang belum menerima bubuk abate langsung saja ke kecamatan, ataupun puskesmas bisa diminta gratis, tidak dipungut biaya,” tandasnya.
Kepala Puskesmas Rawat Inap (PRI) Satelit Pahoman Ria Sari menambahkan, pihaknya terus menjalankan instruksi menggoptimalkan fogging.
”Ya kita upayakan satu harinya satu tempat, hari ini (kemarin, Red) kami fogging di kelurahan Bumi Kedamaian, Kedamaian,” kata dia. (gie/goy/p5/c1/wdi)
BANDARLAMPUNG - Serangan demam berdarah dengue (DBD) semakin menggila. Dua daerah di Provinsi Lampung telah menetapkan status kejadian luar biasa
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung