Demam Berdarah Menggejala, Ini Pencegahan dan Penanganannya

Demam Berdarah Menggejala, Ini Pencegahan dan Penanganannya
Demam Berdarah Menggejala, Ini Pencegahan dan Penanganannya. Foto Radar Madura/JPNN.com

Biasanya setelah tiga hari demam turun mereka menganggap bahwa mereka mulai sembuh. Tapi, pada penderita demam berdarah, penurunan suhu tubuh tersebut bukan karena sembuh, melainkan karena turunnya trombosit.

Sehingga, terkadang mereka menyepelehkannya. Namun, beberapa hari kemudian naik lagi dan mereka baru periksa.

“Hal itu kadang yang membuat pasien datang dalam kondisi yang sudah parah. Apalagi, jika kondisi tubuh mereka juga lemah. Hal itu berbahaya dan bisa menyebabkan kematian,” terangnya.

Lili menjelaskan adanya tiga fase dalam demam berdarah. Yang pertama adalah dengue fever. Fase ini ditandai dengan demam disertai trombosit yang turun. Namun, kadar trombositnya masih di atas 100.

Pengobatan biasanya hanya dilakukan melalui perawatan jalan atau dengan pengobatan simptomatis sesuai keluhan saja. Tapi, jika kondisi fisiknya lemah, pasien tetap harus menjalani opname.

Fase yang kedua adalah dengue hemorhargic fever. Fase ini ditandai dengan demam dan penurunan trombosit disertai pendarahan. Seperti, mimisan, berak darah, dan timbulnya bintik-bintik merah.

“Dalam kondisi ini, pasien harus mendapatkan penanganan yang serius. Sebab, trombosit yang turun sudah di bawah 100. Sehingga, itu menimbulkan pendarahan tersebut,” jelasnya.

Yang ketiga adalah fase dengue shock syndrome yang ditandai dengan demam, penurunan trombosit, pendarahan, timbulnya bintik-bintik merah, hingga terjadi shock yang mengakibatkan tekanan darah dan denyut nadi menurun. Ini adalah fase paling kritis dalam demam berdarah.

Musim hujan menjadi saat endemi bagi berbagai macam penyakit. Satu di antaranya adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini diakibatkan oleh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News