Demi Anak Sekolah Tinggi, Eko Rela ke Malaysia jadi Kuli, tapi...
Pekerjaannya, menurut dia, dianggap oke banget oleh bosnya pada tahun pertama. Berkat ketelatenannya itu, kontrak kerjanya diperpanjang. Ketika pekerjaan dengan tauke pertama kelar pun, bos-bos lain meminta Eko untuk bekerja dengan mereka.
Delapan tahun lamanya ia mengais uang di negara tetangga. Beruntung bosnya lumayan pengertian, Eko boleh pulang ke Pati setahun sekali.
"Saya akan mengejar cita-cita saya. Tidak apa-apa Bapak menjadi kuli. Tetapi anak harus lebih tinggi dari Bapaknya. Harus kuliah," tekadnya.
Meski begitu, rasa rindu kepada keluarga tentu tetap menghinggapinya, namun pikiran itu disimpan dalam-dalam. Sebab, kedatangannya di negara tetangga memang untuk berjuang demi keluarga.
Toh komunikasi via telepon genggam dapat dilakukannya setiap hari sebelum dan sepulang kerja.
"Alhamdulillah, setiap Ramadan pulang dan kembali lagi ke Malaysia setelah Idul Fitri," beber dia.
Namun, keinginan Eko agar anaknya mengecap pendidikan tinggi terhenti sejenak di tengah jalan. Ia dideportasi pemerintah Malaysia setelah ditangkap di mess milik bos tempatnya bekerja.
Bukan karena berkasus hukum, melainkan lantaran Card Permit (izin kerja) yang diperpanjangnya belum disahkan pemerintah Negeri Jiran.
Eko Riyanto, delapan tahun lalu, berangkat dari Pati, Jawa Tengah, meninggalkan istri dan tiga anaknya. Hanya berbekal pengalaman sebagai buruh bangunan,
- Alasan Mantan Pelatih Timnas Malaysia Menerima Pinangan Persis Solo
- Warga Tangerang Kecele Beli iPhone 16 di Malaysia: Dapat Produk Gagal, Repot Urus Pajak
- Pengiriman TKI Ilegal ke Malaysia Terbongkar, Satu Tersangka Ditangkap Polres Dumai
- Himsataki Taruh Harapan Besar pada Menteri Perlindungan PMI dan Menaker yang Baru
- Ini 4 Faktor untuk Mencapai Visi Integrasi dan Konektivitas Subkawasan BIMP-EAGA
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia