Demi Daya Saing, Wajib Tuntaskan Paket Deregulasi
jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah diminta menuntaskan paket deregulasi karena diyakini bisa meningkatkan kinerja ekonomi. Termasuk sektor industri yang selama ini memiliki ketahanan sangat tinggi.
Konsultan ASEAN Economic Center Kris Sandhi Soekartiwi mengatakan, daya saing merupakan elemen penting di era globalisasi. Dia mengatakan, ekspor Indonesia ke negara-negara Asean masih di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
“Pada 2012, neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN mengalami defisit USD 11,9 miliar. Sementara peringkat daya saing Indonesia nomor 50, di bawah Singapura (2), Malaysia ( 25), Brunei (28), dan Thailand (36),” jelas Sandhi dalam diskusi publik bertajuk Kebijakan Ekonomi dan Daya Saing Industri Nasional di Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional, Jakarta, Kamis (24/3).
Karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus membuat kerangka kebijakan nasional yang mendorong daya saing global. Selain itu, kebijakan daerah yang harmonis dan inovatif serta pro pada iklim usaha.
Terkait deregulasi, menurut Sandhi, hal itu diperlukan untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Harapannya ialah agar bisa bertahan di pasar domestik dan berekspansi di pasar global, khususnya ASEAN.
Daya saing industri Indonesia yang masih rendah membuat pemerintah wajib mengefektifkan paket deregulasi yang sudah dilakukan.
Dia menambahkan, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebenarnya memberikan peluang besar bagi Indonesia. Di sisi lain, Wakil Presiden PT Sucofindo Soleh Rusyadi Maryam mengingatkan tentang Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2014.
UU itu sudah memberikan peta untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Sebab, semua aspek sudah diletakkan landasannya. Termasuk keharusan adanya Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN).
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun
- Pemkab Sukoharjo Sebut 7.000 Lowongan Kerja Siap Menampung Eks Karyawan Sritex
- Pakar Dorong Apple Segera Bangun Pabrik di Indonesia
- Dana Kelola Tembus Rp50 Triliun di Akhir 2024, Wujud Kepercayaan Investor pada BRI-MI