Demi Ekonomi, Prancis Pangkas Masa Isolasi Pasien Covid
jpnn.com, PARIS - Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan pada Minggu (2/1) bahwa pihaknya memangkas periode isolasi untuk warga yang terpapar COVID-19 dari 10 hari menjadi tujuh hari.
Prancis mengikuti kebijakan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, yang memotong periode isolasi untuk mencegah gangguan pada industri karena kekurangan staf.
"Isolasi ini dapat dicabut setelah lima hari jika hasil tes negatif. Bagi warga yang tidak divaksinasi harus mengasingkan diri selama 10 hari,” kata Veran.
Dia juga mengatakan varian baru COVID-19, Omicron, sulit dihentikan karena terlalu mudah menular, kecuali jika "penguncian ketat" diberlakukan.
Dalam pidato Malam Tahun Baru, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan beberapa minggu ke depan akan sulit karena adanya varian Omicron.
Namun, Macron tidak akan memaksakan untuk memberlakukan pembatasan baru sebagai upaya menahan penyebaran virus corona.
"Kami akan tetap waspada sepanjang Januari", kata Veran dan menambahkan bahwa penyebaran yang dipicu oleh Omicron saat ini bisa menjadi yang terakhir.
Prancis menjadi negara keenam di dunia yang mencatat lebih dari 10 juta kasus infeksi COVID-19 sejak awal pandemi, menurut data resmi yang diterbitkan pada Sabtu (1/1).
Prancis mengikuti kebijakan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, yang memotong periode isolasi untuk mencegah gangguan pada industri
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- UEFA Nations League: Italia Ganyang Prancis, Israel Hancur
- Pendiri Telegram Pavel Durov Ditangkap, Sekarang Kakaknya Juga Diburu Prancis
- Thierry Henry Mundur dari Pelatih Timnas U-23 Prancis
- Kisah Perjalanan Royke Lumowa Menempuh Jarak 20 Ribu KM dari Jakarta ke Paris
- Final Voli Putra Olimpiade Paris 2024: Prancis Fantastis, Polandia Menangis