Demi Harimau Sumatera, Bangun Pusat Rehabilitasi Satwa

Hashim Sediakan Areal Konservasi Seluas 2400 Hektar di Sumbar

Demi Harimau Sumatera, Bangun Pusat Rehabilitasi Satwa
Demi Harimau Sumatera, Bangun Pusat Rehabilitasi Satwa
Menurut Hashim, tingginya konflik antara warga dengan kehidupan satwa liar juga turut membuat hewan-hewan khas Sumatera semakin langka. Karenanya Hashim menganggap pembangunan konservasi satwa di Sumbar itu sebagai hal mendesak.

Ditegaskannya, upaya serius perlu dilakukan untuk menyelamatkan dan melindungi satwa liar, terutama harimau Sumatera dan satwa spesies asli Sumatera lainnya. "Kami menyiapkan areal seluas 2.400 Ha. Ini akan kami gunakan  khusus untuk kegiatan Pusat Rehabilitasi Satwa," sebut putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu.

Area seluas 2.400 hektar untuk konservasi itu merupakan bagian dari 28 ribu hektar lahan yang kini dikelola PT TKA. Karenanya. nantinya pusat rehabilitasi satwa itu akan dinamai Areal Konservasi Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo.

Untuk diketahui, ada delapan subspesies harimau di dunia. Tiga di antaranya ada di Indonesia yakni Harimau Bali, Harimau Jawa dan Harimau Sumatera. Harimau Bali sudah punah sejak 1940-an, sedangkan Harimau Jawa sudah dianggap punah pada 1980-an. Karenanya kini Indonesia tinggal punya Harimau Sumatera. (jpnn)


PADANG - Kelangsungan hidup Harimau Sumatera akhir-akhir ini dinilai semakin terancam seiring berkurangnya habitat bagi hewan karnivora itu. Padahal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News