Demi Kemanusiaan, 7 Wanita Ini Bergabung dalam Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19
Puji mengatakan suaminya juga seorang sukarelawan pemulasaran jenazah Covid-19, sehingga sudah mengetahui kondisi pekerjaannya.
Menurut Puji, suaminya juga mengabdi sebagai petugas pemulasaraan jenazah Covid-19, untuk alasan kemanusiaan.
"Suami saya, kan, ketua Karang Taruna Kelurahan. Jadi, dia juga bergabung dalam tim ini (pemulasaran jenazah), cuma beda tim. Saya tim tiga, dia tim empat," kata Puji.
Yosepha (40), salah seorang tenaga pemulasaran jenazah pasien Covid-19, juga mengaku bergabung karena alasan kemanusiaan.
Dia melihat, ketika ada jenazah Muslim didoakan oleh orang beragama Islam. Maka, ketika jenazah Kristen pun ingin dia bantu pula mendoakannya.
"Kalau Kristen, kan, ada saya. Saya langsung secara spontan mendoakannya saja, karena kebetulan saya Kristen," kata Yosepha.
Lurah Sunter Agung Danang Wijanarka mengatakan petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 sudah menerima pelatihan sebanyak dua kali dari kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Kesehatan Tanjung Priok dan dari Puskesmas Tanjung Priok.
"Pelatihan pertama diadakan pada 29 Juni, sedangkan pelatihan kedua pada 5 Juli," ujar Danang.
Sebanyak tujuh wanita memilih bergabung dalam tim pemulasaran jenazah Covid-19. Mereka melakukan itu dengan alasan kemanusiaan.
- Chief Human Capital Officer ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
- Siap Kawal TPS, Sukarelawan Anak Abah Bakal Gelar Apel Siaga
- Polisi Ungkap Fakta soal Lokasi Penemuan Kerangka Manusia di Pademangan
- Jateng Muda Banyumas Deklarasi Menangkan Luthfi-Yasin di Pilkada 2024
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun
- Gabung Sukarelawan Luwih Apik, Takmir Masjid Bojonegoro Deklarasi Memenangkan Wahono-Nurul