Demi Kulit Kecoklatan, Keturunan Asia di Australia Abaikan Resiko Kanker Kulit

"Saya suka pergi keluar rumah di musim panas, saya suka pergi ke pantai, dan ya, saya pasti suka berjemur," katanya.
Tapi ibunya, Tessa, memiliki pandangan yang berbeda dan melindungi kulitnya dari sinar matahari.
"Saya suka warna kulit saya terang, terutama di wajah dengan banyak pigmentasi," akunya.
Sementara para peneliti menemukan bahwa populasi ber-ras Kaukasia lebih sering berjemur, rekan mereka yang keturunan Asia mulai mengikutinya, dengan tekanan dari teman sebaya sebagai alasan besarnya.
"Pengaruh masih menjadi faktor penting bagi orang-orang keturunan Asia, jadi jika Anda suka kulit kecokelatan, dan teman-teman Anda punya kebiasaan berjemur, maka Anda kemungkinan akan ikut berjemur," terang Dr. Ashley.
Ia mengatakan, studi ini, yang menargetkan mahasiswa, juga menunjukkan pemahaman yang rendah tentang resiko kanker kulit.
"Ini bisa mengarah ke kombinasi resiko yang meningkat bagi kaum muda Australia keturunan Asia, sengaja berjemur untuk menggelapkan kulit mereka, dan kurangnya kesadaran akan kanker kulit dan tanda-tanda awalnya, yang bisa menyebabkan pengobatan yang terlambat dan tak maksimal bagi pasien," lanjutnya.
Ia menyambung, "Kami yakin, meningkatnya pengetahuan kanker kulit dalam kelompok ini akan menjadi penting."
Sebuah studi baru, yang mengamati kebiasaan berjemur kaum muda Australia keturunan Asia, menunjukkan, banyak dari mereka yang memilih untuk menggelapkan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia