Demi Kulit Kecoklatan, Keturunan Asia di Australia Abaikan Resiko Kanker Kulit
"Saya suka pergi keluar rumah di musim panas, saya suka pergi ke pantai, dan ya, saya pasti suka berjemur," katanya.
Tapi ibunya, Tessa, memiliki pandangan yang berbeda dan melindungi kulitnya dari sinar matahari.
"Saya suka warna kulit saya terang, terutama di wajah dengan banyak pigmentasi," akunya.
Sementara para peneliti menemukan bahwa populasi ber-ras Kaukasia lebih sering berjemur, rekan mereka yang keturunan Asia mulai mengikutinya, dengan tekanan dari teman sebaya sebagai alasan besarnya.
"Pengaruh masih menjadi faktor penting bagi orang-orang keturunan Asia, jadi jika Anda suka kulit kecokelatan, dan teman-teman Anda punya kebiasaan berjemur, maka Anda kemungkinan akan ikut berjemur," terang Dr. Ashley.
Ia mengatakan, studi ini, yang menargetkan mahasiswa, juga menunjukkan pemahaman yang rendah tentang resiko kanker kulit.
"Ini bisa mengarah ke kombinasi resiko yang meningkat bagi kaum muda Australia keturunan Asia, sengaja berjemur untuk menggelapkan kulit mereka, dan kurangnya kesadaran akan kanker kulit dan tanda-tanda awalnya, yang bisa menyebabkan pengobatan yang terlambat dan tak maksimal bagi pasien," lanjutnya.
Ia menyambung, "Kami yakin, meningkatnya pengetahuan kanker kulit dalam kelompok ini akan menjadi penting."
Sebuah studi baru, yang mengamati kebiasaan berjemur kaum muda Australia keturunan Asia, menunjukkan, banyak dari mereka yang memilih untuk menggelapkan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat