Demi Masa Depan Anak, Orang Tua di China Berlomba Menjadi Ambisius


Karena permintaan meningkat, begitu juga jumlah sekolah yang melayani 'Niuwa'.
Menurut statistik yang dirilis oleh perusahaan riset yang berbasis di NewSchool Insight Beijing, antara tahun 2015 dan 2017, jumlah sekolah dwibahasa di China melonjak 30 persen, dengan 367 beroperasi pada tahun 2017.
Para pelajar China di sekolah-sekolah ini diajar oleh para guru Barat dalam mata pelajaran seperti bahasa Inggris, seni, musik, pendidikan jasmani, sains dan filsafat. Mereka juga memelajari berbagai kurikulum Barat, seperti International Baccalaureureate.
Wang mengatakan ia memiliki harapan yang tinggi atas apa yang bisa dilakukan pendidikan bilingual terhadap putranya.
"Saya ingin Bobby menjadi seseorang dengan pandangan internasional," katanya.
"Tujuannya adalah (universitas) Ivy League."
Dr Hannah Soong, seorang sosiolog di University of South Australia, mengatakan kepada ABC faktor utama dalam popularitas sekolah-sekolah ini adalah bahwa mereka dilihat sebagai pintu gerbang untuk belajar di luar negeri di negara-negara seperti Amerika Serikat atau Australia, yang banyak orang tua percaya akan memberikan hasil pekerjaan yang lebih baik di China.
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia