Demi Posisi di PSSI-1, Nama Presiden DIjual

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah perjuangan para pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, sejumlah oportunis di PSSI melakukan gerilya untuk mengamankan jabatan mereka.
Ironisnya, yang diduga melakukan manuver itu adalah para pejabat teras di PSSI, yakni Yunus Nusi (sekjen), Juni Rachman (anggota Komite Eksekutif atau Exco), dan Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus.
Seusai laga Indonesia vs Kamboja pada 23 Desember 2022, Yunus Nusi dan Juni Rachman mengumpulkan pemilik suara atau voters Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Pertemuan itu dilakukan di FX Senayan.
Pada persamuhan itu, Yunus dan Juni diduga mengarahkan voters untuk mendukung Erick Thohir di pemilihan calon ketua umum PSSI.
Duet Yunus dan Juni disebut-sebut menjual nama nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Adapun Ferry Paulus bergerilya via telepon ke sejumlah voters dengan menyebutkan 'permintaan' Istana Negara soal pentingnya mendukung Erick Thohir.
Manuver itu mendapat sorotan dari Koordinator Save Our Soccer #SOS Akmal Marhali.
"Sungguh, gerakan yang tidak bermoral dan beretika, apalagi sampai menjual nama Presiden Joko Widodo hanya untuk mengamankan jabatan," ujarnya.
Demi Mengamankan Posisi di PSSI, ada sejumlah manuver dengan menjual nama presiden.
- Erick Thohir Dikabarkan Terlibat Kasus Minyak Mentah, Kejagung: Enggak ada Informasi itu
- Kejagung: Tak Ada Fakta Keterlibatan Erick dan Boy di Kasus Minyak Mentah
- Soal Naturalisasi Pesepakbola, Dhani: Bisa Mantan Pemain Umur 40 dan Duda
- Erick Thohir Dinilai Lalai Terkait Korupsi BBM, Layak Diusut dan Mundur
- Kejagung Bantah Ada Dokumen Bocor yang Menyebut Keterlibatan Erick Thohir
- Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain Mulai Dijual Besok, Cek Harganya