Demi Menimba Ilmu, Dua Bocah Bertaruh Nyawa di Tengah Laut

“Kalau tak ada perahu kita memang seperti ini,” kata Putri, seorang siswa kelas V SD.
Pagi itu mereka agak beruntung. Air sedang surut. Lebih surut dari biasanya. Tingginya hanya sekitar satu meter saja. Padahal jika sedang pasang yang bisa mencapai lebih dari empat meter. Namun, kendati begitu, sejumlah anak tampak begitu kepayahan.
Salah satunya Mariadi, siswa kelas I SD. Ia tertinggal jauh di baris paling belakang. Kendati sudah bersusah payah mengejar, ia tetap saja kesulitan. Kesal dengan keadaan, ia tak mau lagi mengangkat tasnya tinggi-tinggi. Bisa dipastikan seluruh sepatu dan buku pelajaran yang ada di dalam tasnya basah semua. Sambil menangis kencang, anak itu menggeret-geret tasnya di atas air laut yang setinggi dadanya.
Sungguh miris melihat anak-anak bertaruh nyawa untuk mengenyam bangku sekolah. Bagaimana jika angin tiba-tiba tak bersahabat, ombak mengganas atau hujan lebat ketika mereka di tengah perairan.
Sekitar tahun 2001-2002 lalu bahkan sebuah kejadian tragis menimpa. Dua anak tewas meregang nyawa di perairan antara Gili Re dan Gili Beleq. Saat itu, ombak yang sedang mengganas disertai hujan membuat para orang tua was-was. Merekapun menunda keberangkatannya melaut atau menjual hasil tangkapan ke Lombok setelah mengantar anaknya sekolah. Nahas, sebuah perahu terbalik, dua anak yang masih kecil menjadi korban.
“Jadi ini bukan bertaruh nyawa, tapi memang sudah ada yang berkorban nyawa,” kata Abdurrahman sang kadus.
Solusi terbaik sebenarnya pengadaan jembatan yang tak begitu panjang. Mirip jembatan untuk dermaga penyebrangan. Namun beragam alasan pemerintah membuat harapan warga terus pupus. Jangankan jembatan beton yang permanen, permintaan mereka akan perahu juga tak pernah direalisasikan hingga kini.(fri/jpnn)
Gili Re, salah satu pulau kecil di ujung selatan Lombok Timur (Lotim). Kondisi geografis yang terisolir oleh lautan membuat warga hidup dalam ragam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mendikdasmen Ungkap Pesan Penting Prabowo soal Kualitas Pendidikan Dasar
- Universitas Terbuka Luluskan 29 PMI di Korea Selatan
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral