Demi Mutu Saham, Korbankan Mutu Koran
Selasa, 16 Desember 2008 – 08:08 WIB
Memperbaiki mutu redaksi adalah cara yang sulit: harus memperhatikan sampai soal titik, koma, detik, menit. Hasilnya juga tidak bisa segera diketahui. Memperbaiki pemasaran juga sulit: tiap pukul 03.00 harus sudah keliling agen-agen. Tidak ada alasan hujan atau banjir. Intinya bagaimana agar koran bisa benar-benar terjual dan tidak sekadar jadi tempat duduk agen.
Sedangkan menaikkan kekayaan lewat pasar modal jauh lebih gampang. Bisa dilakukan di depan komputer di sebuah kafe atau lobi hotel atau ruang rapat yang ber-AC. Kalau tahun depan harga saham harus naik lagi, tempuh saja cara yang sama: beli lagi koran lain. Atau beli stasiun TV milik orang lain. Atau beli stasiun radio sebanyak-banyaknya. Utang lagi. Lebih kaya lagi.
Kalau ada perusahaan koran yang tidak dijual, paksa saja agar dijual: iming-imingilah ahli warisnya dengan harga yang mahalnya tidak terbayangkan. Mengapa mau membeli kelewat mahal? Lho, mengapa tidak? Toh, uang tersedia dengan mudah untuk dipinjam?
Bahkan, kalau yang mau dibeli itu perusahaan koran yang juga sudah go public, lebih mudah lagi: lakukan hostile take over (pengambilalihan secara kasar di bursa saham). Ini sah. Tidak melanggar hukum. Beberapa tahun lalu, sebuah koran yang sangat hebat di Amerika, Los Angeles Times, merasakan itu.
KORAN memang diramalkan akan mati. Tidak lama lagi. Bangkrutnya perusahaan koran terkemuka Chicago Tribune pekan lalu seolah memperkuat ramalan itu.
BERITA TERKAIT