Demi Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Meminta Perbankan Lakukan Ini
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta perbankan untuk lebih gencar menyalurkan kredit agar pemulihan ekonomi tetap berlanjut.
Sri Mulyani mengungkapkan salah satunya dengan implementasi penjaminan kredit yang telah dimulai sejak 2020 dan dilanjutkan pada 2021, khususnya untuk korporasi.
Sri Mulyani yang juga Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan pemerintah juga melakukan penempatan dana di perbankan.
"Sehingga memberikan efek berkelanjutan kepada penyaluran kredit sampai Rp 458,2 triliun ke 5,49 juta debitur hingga 17 Desember 2021," ujar Sri Mulyani pada konferensi pers secara virtual, Rabu (2/2).
Dalam hal ini, KSSK sesuai dengan kewenangan masing-masing akan terus mengimplementasikan kebijakan dalam rangka memberi keyakinan perbankan menyalurkan kredit dan pembiayaan, menjaga kinerja perbankan dan masyarakat terhadap industri perbankan.
Sri Mulyani menegaskan dukungan KSSK pada sektor perbankan adalah bagian dari paket kebijakan dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi melalui intermediasi perbankan.
"Makin normal tingkat intermediasi oleh sektor keuangan perbankan maka pemulihan ekonomi akan makin terakselerasi," kata Sri Mulyani.
Insentif diberikan kepada sektor properti dan otomotif di mana pemerintah memberikan stimulus pembebasan pajak dan Bank Indonesia (BI) memberikan pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Ratio (LTV/FTV).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta perbankan lebih gencar dalam penyaluran kredit agar pemulihan ekonomi tetap berlanjut.
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Dengan Program Ini, Bank DKI Permudah Pengurus Masjid Bertransaksi Perbankan
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Ternyata Daging hingga Listrik Kena PPN 12 Persen, Begini Kriterianya
- Tarif PPN Resmi jadi 12 Persen, Sri Mulyani: Masih Relatif Rendah