Demi Penuhi Kebutuhan, Makin Banyak Warga Papua Nugini Jual Anaknya
Tren yang meningkat
Para petugas sosial mengatakan penjualan anak-anak menjadi lebih umum karena orang berduyun-duyun ke kota-kota dari daerah pedesaan dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
"Ini tidak hanya terjadi di wilayah dataran tinggi, itu terjadi di mana-mana di Papua Nugini sejauh yang saya ketahui, tetapi sebenarnya hal-hal semacam ini tidak dilaporkan," kata Nepil.
Photo: Adopsi informal atau pengasuhan sementara relatif lazim di Papua Nugini di bawah sistem tradisional ‘wantok’. (ABC News)
Simon Yanis, CEO Kantor Layanan Anak dan Keluarga, mengatakan ia tahu dua kasus baru lainnya, yang berlangsung di Port Moresby, tetapi menduga ada lebih banyak yang tidak meelapor ke lembaga perlindungan sosial.
"Ada kecenderungan, kecenderungan yang meningkat dalam penjualan anak-anak, terutama penyebabnya adalah migrasi perkotaan-pedesaan, dan juga kehamilan yang tidak terduga dalam kelompok remaja," katanya.
Yanis mengatakan bahwa kantornya sedang dalam proses pembentukan dewan kesejahteraan anak nasional untuk memperkuat jaringan perlindungan anak dan pengawasan di seluruh Papua Nugini.
Anak-anak di Papua Nugini seringkali diasuh oleh jaringan anggota keluarga di bawah system tradisional "wantok" dan adopsi informal atau pengasuhan sementara relatif umum terjadi.
Tetapi belakangan ini, Yanis telah bersuara di media lokal untuk mendesak agar warga melaporkan penjualan anak-anak kepada pemerintah setempat.
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?