Demi Peringatan 100 Tahun Anzac, Kain Tenun Ini Dikebut 2500 Jam

Kain tenun ini akan diresmikan di Museum Perang Australia selama peringatan seratus tahun Perang Dunia I, pada bulan ini.
Penenun profesional duduk berdampingan di mesin tenun yang terletak di selatan Melbourne, mengerjakan karya ini selama lebih dari enam bulan agar bisa selesai tepat waktu.
Chris Cochius adalah penenun kepala.
"Kami mulai menenun pada bulan Oktober dan selesai pada hari Jumat (10/4). Pada dasarnya, kami memiliki empat tenun pada satu waktu," utaranya.
Ini adalah pengalaman yang emosional bagi Chris.
"Kata ‘kehilangan’ diulang tiga kali dalam kain tenun ini. Saya sebenarnya menenun kata itu tiga kali dan pada saat saya menenun untuk ketiga kalinya, hal itu menjadi sangat emosional, kami terperangkap dalam teks itu," tuturnya.
Sebuah kain tenun, yang dibuat selama 2.500 jam dan ditujukan untuk menghormati perjuangan para prajurit ANZAC (tentara Australia dan Selandia Baru),
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya