Demi Perubahan, Sejumlah Guru Bahasa Indonesia di Australia Tinggalkan Pekerjaan

Demi Perubahan, Sejumlah Guru Bahasa Indonesia di Australia Tinggalkan Pekerjaan
Jane Shearwood pernah tinggal di Indonesia selama sepuluh tahun. (Koleksi pribadi)

Perubahan pola migrasi jadi salah satu penyebab

Menurut Silvy salah satu penyebab menurunnya minat belajar bahasa Indonesia adalah perubahan pola migrasi ke Australia dalam 20 tahun terakhir.

"Masyarakat Australia berubah. Dahulu mayoritas migran adalah dari Eropa. Jadi mereka tertarik belajar bahasa Indonesia karena ingin ke Bali, misalnya," kata Silvy.

"Dalam 10-20 tahun terakhir banyak warga Asia, misalnya Tiongkok dan belakangan India yang pindah ke sini. Seorang murid saya asal Asia Timur mengatakan, 'sebagai orang Asia mengapa saya harus belajar bahasa Asia lainnya seperti Indonesia?'"

Sementara dari ketersediaan tenaga pengajar bahasa Indonesia, Silvy melihat banyak guru-guru bahasa Indonesia sudah memasuki masa pensiun, tapi tidak ada generasi baru yang melanjutkannya.

"Di awal tahun 2000-an ketika saya datang dan mengajar di Melbourne dan Geelong, ada banyak rombongan guru yang mengajar. Sekarang mereka sudah pensiun."

Perlu adanya perubahan

Sejumlah pihak pernah berharap jika ada peluang meningkatkan hubungan Australia dan Indonesia setelah kedua negara menandatangani perjanjian perdagangan bebas (IA-CEPA)  di tahun 2017. 

Tapi Erin merasa belum melihat peningkatan tersebut, yang ada menurutnya malahan sebuah "kemunduran".

"Kalau kita lihat studi mengenai Indonesia di Australia dan pemahaman mengenai Indonesia mundur. Seperti tiga universitas di mana saya pernah belajar bahasa Indonesia, sekarang sudah tidak ada lagi program-nya dalam 20 tahun terakhir."

Mulai pekan ini, Jane Shearwood, perempuan asal Inggris, memutuskan untuk tidak lagi mengajar bahasa Indonesia di sekolah di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News