Demi Tingkatkan Kerjasama, Dubes Australia Fokus ke Bisnis dan Pendidikan

Jadi, Paul melanjutkan, warga Australia berpikir bahwa mahasiswa Indonesia adalah bagian yang baik dalam kehidupan mereka.
Tapi ia tak menampik sejumlah anggapan miring yang berkembang di antara masyarakat kedua negara.
Menjawab stigma negatif tersebut, ia menyampaikan, “Jika masyarakat Indonesia punya masalah besar dengan Australia, dan sebaliknya, jika Australia begitu membenci Indonesia, lantas mengapa banyak mahasiswa Indonesia terus datang ke Indonesia, pariwisata juga terus tumbuh di antara dua negara?.”
Dubes Paul menyebut, optimisme dan pemikiran positif sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kerjasama baik yang telah dijalin dua negara tetangga ini.
“Kemanapun saya pergi, orang Indonesia selalu ramah, padahal mereka tahu saya adalah Duta Besar Australia,” ujarnya menutup pembicaraan.
Setelah kembali ke Jakarta awal Juni lalu, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, merasa optimis akan hubungan kedua negara. Bisnis
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia