Demi Tunjangan, Guru SMA Pilih Dimutasi ke SMP

jpnn.com - JPNN.com - Pengalihan pengelolaan SMA/SMK dari peerintah kabupaten/kota ke provinsi per Januari 2017 memicu masalah baru.
Menurut Indra Charismiadji, pengamat pendidikan abad 21, saat ini terjadi kekurangan guru SMA lantaran banyak tenaga pendidik minta dimutasi ke kabupaten/kota meski harus turun menjadi pengajar SMP.
"Sesuai laporan yang saya terima dan saya pantau di lapangan, banyak guru SMA minta pindah ke SMP. Permintaan ini sudah marak dilakukan sekitar November-Desember," ungkap Indra di Jakarta, Minggu (1/1).
Permintaan guru SMA ini lantaran mereka menolak di bawah kendali provinsi. Apalagi banyak provinsi kekurangan anggaran. Bila anggaran kurang bagaimana bisa membahas kesejahteraan guru.
"Di kabupaten/kota banyak memberikan tunjangan kinerja daerah (TKD) untuk guru, makanya mereka nggak mau dialihkan ke provinsi," ucapnya.
Yang dikhawatirkan saat ini, lanjut Indra, jumlah guru SMP kelebihan. Sedangkan guru SMA malah kurang.
Ini sudah terjadi di Jogja dan Jatim. Guru-guru yang sudah nyaman karena punya TKD tinggi, pasti menolak dimutasi ke provinsi.
JPNN.com - Pengalihan pengelolaan SMA/SMK dari peerintah kabupaten/kota ke provinsi per Januari 2017 memicu masalah baru.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Mendikdasmen Beri Solusi Bagi Guru ASN yang Belum Terima Tunjangan di Rekening
- Mei, 785 Ribu Guru Honorer Non-Sertifikasi Terima Tunjangan Langsung ke Rekening
- 5 Berita Terpopuler: SPMT PPPK 2024 Lebih Cepat dari CPNS, tetapi Belum Ada Kabar Lanjutan, Dirjen Nunuk Angkat Bicara
- Banyak Guru PPPK Belum Terima Tunjangan, Dirjen Nunuk Angkat Suara
- 71.166 Guru Honorer Kantongi Rp 2 Juta per Bulan, Langsung Masuk Rekening
- Jumlah Guru Sudah Terima Tunjangan Langsung di Rekening Banyak Banget, Mendikdasmen Gembira