Demo di Depan Istana, Minta SBY Seret Mafia Migas ke KPK

Demo di Depan Istana, Minta SBY Seret Mafia Migas ke KPK
Demo di Depan Istana, Minta SBY Seret Mafia Migas ke KPK

jpnn.com - JAKARTA - Bertepatan dengan pembukaan Forum Antikorupsi Indonesia oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (10/6), ratusan orang yang tergabung dalam Solidaritas Kerakyatan Khusus Migas (SKK Migas) menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka menuntut agar Presiden Yudhoyono di akhir jabatannya dapat mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membongkar kasus korupsi di sektor migas.

Membawa spanduk dan selebaran yang bertuliskan pemberantasan mafia di sektor migas, para pengunjukrasa ini meminta Presiden Yudhoyono membuktikan janjinya untuk melakukan pemberantasan korupsi hingga tuntas. Direktur SKK Migas Ferdinand Hutahayan yang menjadi koordinator aksi itu mengatakan, jangan sampai Presiden Yudhoyono justru dianggap melindungi mafia migas.

"Memberantas mafia migas, akan menjadi bukti valid bahwa SBY yang selama ini diduga sebagai pelindung mafia migas, adalah tidak benar. Hanya satu cara, SBY mengadukan mafia migas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Ferdinand.

Massa pengunjuk rasa merasa kecewa karena Indonesia kaya dengan sumber daya alamnya di bidang migas, tapi negara masih terus bergantung pada bahan bakar minyak impor.  Karenanya mereka menuding pemerintah telah dimanfaatkan oleh pihak asing

"Siapa yang menjadi direksi dan komisaris di Pertamina, juga keluar dari kantong mafia. SBY gagal membasmi mafia di sektor migas, malah menyuburkan. Ini jadi pertanyaan, SBY tahu tapi tidak dibasmi," seru orator lainnya dalam unjuk rasa yang berlangsung kurang dari satu jam itu.

Karenanya, SKK Migas dalam aksi itu meminta kepada Presiden Yudhoyono dan penegak hukum bersikap adil dan tidak tebang pilih kepada siapapun yang terlibat dalam kasus korupsi migas. (flo/jpnn)


JAKARTA - Bertepatan dengan pembukaan Forum Antikorupsi Indonesia oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (10/6), ratusan orang yang tergabung


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News