Demo Mahasiswa di Makassar: Wartawan jadi Korban Kekerasan Aparat

jpnn.com, MAKASSAR - Wartawan Antara, Darwin Fatir menjadi salah seorang korban kekerasan aparat keamanan saat meliput demo mahasiswa di Makassar, Selasa (24/9).
Menurut salah seorang wartawan, Ishak dari Makassar Today yang turut meliput bersama Darwin di sekitar Kantor DPRD Sulsel, aksi pemukulan terhadap Darwin tidak dilihat karena dia juga sempat kena pukul aparat yang memukul mundur mahasiswa dari depan Gedung DPRD Sulsel.
Tak lama berselang, baru terlihat dari lorong samping show room NV Hadji Kalla yang berada di dekat flyover, diseret beberapa petugas kepolisian.
Kondisi kepalanya berdarah dan di bagian perutnya terlihat bekas sepatu laras. Baju yang dikenakan berwarna putih motif juga terlihat jelas bekas tapak sepatu laras.
Selain Darwin yang mendapat perlakuan represif dari aparat kepolisian, wartawan Ini Kata, Ipul juga mendapat kekerasan. Sementara mahasiswa yang demo juga banyak yang luka-luka setelah bentrok dengan aparat keamanan.
Antara melaporkan, wartawan dan mahasiswa yang luka-luka dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni RS Awal Bros. Lobi rumah sakit juga dimanfaatkan untuk menampung mahasiswa yang luka-luka dengan menggunakan tandu seadanya, karena ruangan UGD sudah penuh dengan pasien.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut melalui telepon seluler, enggan berkomentar dengan alasan sementara masih menangani aksi unjuk rasa di lapangan. (suriani/ant/jpnn)
Darwin Fatir menjadi salah seorang korban kekerasan aparat keamanan saat meliput demo mahasiswa di Makassar.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Teror Kepala Babi untuk Jurnalis Tempo, Hasan Nasbi: Dimasak Saja
- TB Hasanuddin Tegaskan Kebebasan Pers Harus Dilindungi, Intimidasi Tak Bisa Ditolerasi
- Aksi Demo Tolak Pengesahan RUU TNI: Wartawan Dipukuli, Massa Aksi Rusak Rumah Makan
- Kapolri & Wartawan Kompak Bagikan Takjil ke Masyarakat
- Calon PPPK Makassar Desak Batalkan Penundaan Pengangkatan: Kami Sudah Berjuang, tetapi Tak Dihargai
- Fikri Jufri