Demo Penjual Kartu Seluler: Cari Makan Kok Dipersulit
jpnn.com, JAKARTA - Ribuan pedagang kartu perdana telepon seluler menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (2/4).
Massa menuntut pemerintah mencabut kebijakan membatasi satu NIK (nomor induk kependudukan) hanya untuk tiga kartu perdana.
Massa datang dengan berbagai spanduk dan sejumlah alat peraga. Salah seorang pengunjuk rasa terlihat menenteng sebuah papan menyerupai nisan bertuliskan "RIP outlet tradisional".
Di belakangnya, pengunjuk rasa lain membentangkan spanduk kecil bertuliskan "1 NIK 3 simcard = matinya pendapatan 5.000.000 UKM".
Di tengah kerumunan massa juga terlihat ada pengunjuk rasa menyuarakan kegelisahan lewat karikatur bertuliskan "cari makan di negeri sendiri kok dipersulit".
Aksi semakin semarak saat orator dengan lantang meneriakkan tuntutan yang diarahkan pada Presiden Joko Widodo.
"Copot aturan menteri itu. Copot menterinya kalau perlu. Presiden salah memilih menteri, salah memilih pembantu," ucap salah seorang orator.
Massa merupakan para pedagang kecil yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celuller Indonesia (KNCI). Menurut Ketua KNCI Qutni Tiysari, massa berasal dari berbagai wilayah Jabodetabek.
Demo di depan Istana Negara tentang pembatasan registrasi nomor provider oleh pemerintah yang dianggap merugikan pedagang kartu seluler.
- Ganti SIM Card Diusulkan Pakai Syarat Berfoto dengan KTP
- Pengamat Komentari Wacana Registrasi SIM Card dengan Pengenal Wajah
- Ribuan Orang Tuntut Jokowi Copot Menkominfo
- Kembali Demo, Pedagang Kartu Perdana: Kemenkominfo Bohong
- Agar Pulsa tak Hangus, Kartu Seluler Lama Bisa Diregistrasi
- Segera Perbaiki Sistem Registrasi Kartu Ponsel