Demo Perangkat Desa di Depan Istana Mulai Panas

Demo Perangkat Desa di Depan Istana Mulai Panas
Massa PPDI menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/10), menagih janji Jokowi untuk mengangkat perangkat desa sebagai PNS. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ribuan massa perangkat desa kembali mengumandangkan tuntutan menagih janji Presiden Joko Widodo, Selasa (24/10) siang, sekitar Pukul 13.00 WIB.

Aksi kembali digelar setelah sebelumnya massa yang berunjuk rasa sejak Selasa pagi, beristirahat sekitar satu jam.

Aksi bahkan mulai memanas saat koordinator massa meminta pengunjuk rasa mencoba menggoyang-goyangkan kawat berduri yang dipasang membatasi pergerakan massa, agar hanya berada di depan pintu gerbang Monumen Nasional (MOnas) dan areal dalam Monas.

"Coba saudara-saudara sekalian pegang itu pagar, coba digoyang-goyang. Apakah cukup kuat," ujar koordinator lapangan aksi massa Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Gatot Suyatman di depan Istana Negara.

Permintaan dikemukakan Gatot untuk mengatahui kekuatan pagar berduri tersebut. Karena jika hingga dua jam ke depan tidak ada informasi positif dari dalam Istana terkait tuntutan massa, maka mereka siap merangsek hingga ke pagar depan Istana Negara yang terletak di depan Jalan Medan Merdeka Utara.

"Perangkat desa juga manusia, punya batas-batas kesabaran," ucapnya.

Tak berapa lama setelah mengemukakan pandangan tersebut, Gatot kemudian mengaku telah menerima informasi terbaru. Bahwa tim PPDI yang diterima perwakilan Istana, tengah melakukan penandatanganan nota kesepahaman. Namun seperti apa isi dari nota tersebut belum diketahui secara pasti.

"Kami mendapat informasi di dalam akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman. Tapi intinya kami meminta agar ada solusi dari janji yang pernah dikemukakan Presiden Joko Widodo untuk mengangkat para perangkat desa sebagai PNS secara bertahap," pungkas Gatot.(gir/jpnn)


Memimpin aksi demo perangkat desa di depan Istana Merdeka, Gatot mengatakan, "Perangkat desa juga manusia, punya batas-batas kesabaran."


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News