Demokrasi Indonesia Makin Suram

Parpol Ogah Jadi Oposan

Demokrasi Indonesia Makin Suram
Demokrasi Indonesia Makin Suram
JAKARTA - Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai demokrasi di Indonesia saat ini mulai memasuki masa-masa suram. Menurut Ray, hal itu ditandai dengan dua hal, yakni soal peran oposisi tidak lagi dipahami sebagai sebuah kemuliaan untuk mengontrol kekuasaan yang cenderung korup, serta terjadinya penyerahan harkat dan martabat partai-partai politik kepada presiden dan wakil presiden terpilih.

"Demokrasi Indonesia sudah memasuki masa suram. Hal tersebut dimulai dari pemahaman yang melihat oposisi tidak lagi memiliki nilai-nilai kemuliaan. Sementara kekuasaan dipahami sebagai satu-satunya tempat dimana kemuliaan bertebaran," kata Ray Rangkuti, di press room DPR Jakarta Jumat (16/10).

Akibatnya, lanjut Ray, hampir seluruh partai peserta pemilu jadi pengemis dan menghambakan diri kepada kekuasaan yang ada di tangan presiden. Padahal pandangan itu nilainya sangat kosong.

Dijelaskan Ray, fenomena kontrak politik antar-parpol merupakan sebuah contoh kongrit dari suramnya demokrasi di Indonesia. "Yang kita kenal dihampir seluruh negara demokrasi hanya ada koalisi parpol untuk memenangkan pemilihan presiden. Tapi di Indonesia lebih dari itu menyerahkan harkat dan martabat partai kepada presiden dan wakil presiden terpilih. Fenomena ini jelas menguntungkan presiden dan wakil presiden terpilih," ujar Ray Rangkuti.

JAKARTA - Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai demokrasi di Indonesia saat ini mulai memasuki masa-masa suram. Menurut Ray, hal itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News