Demokrasi Terpimpin Ala Nazarbayev
Oleh: Zaenal A Budiyono*
Sebaliknya, Nazarbayev kental pengalaman dan meniti karier dari bawah. Ia bukan penentang rejim komunis Uni Soviet, melainkan salah satu pejabat strategis di Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). Tercatat, pria yang di masa mudanya menjadi buruh pabrik ini pernah duduk sebagai Sekretaris Komiter Sentral Partai Komunis Kazakhstan (1979-1984) dan Perdana Menteri Republik Soviet Sosialis (RSS) Kazakhstan.
Tak ada kampanye kebencian terhadap Soviet yang ia “jual” untuk memperoleh dukungan rakyat. Nazarbayev menawarkan justru transisi secara gradual di Republik Kazakhstan dengan fokus utama pembangunan ekonomi.
Berkuasa Penuh
Saking kuatnya pengaruh Nazarbayev, tak ada kelompok politik yang bisa menggusurnya sejak menggenggam jabatan di tahun 1991. Praktis, hingga kini Nazarbayev sudah 22 tahun menggenggam kekuasaan di Kazakhstan. Bahkan bila ditambah dengan jabatannya di negara bagian Kazakhstan selama era Soviet, pria kalem ini sudah berkuasa hampir 30 tahun. Waktu berkuasa yang cukup lama, mendekati kekuasaan Presiden Suharto di era Orde Baru.
Nazarbayev bukannya tak menghadapi riak politik. Setelah menyapu bersih pemilu 1991 dan 1995, Nazarbayev berkuasa lagi melalui referendum. Pada 2005, ia kembali menang tanpa lawan berarti. Pada pemilu 2007, partai pendukung Nazarbayev, Partai Nur-Otan (Fatherland) kembali menang mutlak dengan 88 persen suara di parlemen, ekuivalen 98 kursi atau mayoritas mutlak.
Namun, tekanan kelompok oposisi mulai mengencang pada 2011. Oposan mempertanyakan tidak adanya referendum guna memperpanjang jabatan Nazarbayev hingga 2020 tanpa melalui pemilu.
Setelah melalui diskursus panjang dengan melibatkan sejumlah kelompok di Kazakhstan, Mahkamah Konstitusi (MK) Kazakhstan memutuskan menggelar Pemilu pada April 2011. Hasilnya, Nazarbayev memenangi 95,5 persen suara, walaupun saat itu ada 4 calon presiden yang bertarung.
Dengan adanya pemilu 2011 itu, komunitas internasional melihat Nazarbayev melakukan konsolidasi politik dan kekuasaan dengan cara demokratis. Berbeda dengan banyak rezim tua di sejumlah kawasan yang menegakkan kekuasaan dengan diktatorial dan kekerasan.
KAZAKHSTAN sebagai pecahan Uni Soviet merupakan salah satu negara berkembang yang berhasil melakukan konsolidasi politik dan ekonomi secara mapan.
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji