Demokrasi Terpimpin Ala Nazarbayev
Oleh: Zaenal A Budiyono*
Namun, sekuat itukah demokrasi Kazakhstan? Ini yang menjadi bahan kajian menantang para ilmuwan politik dunia. Dengan media televisi yang dikuasai penuh pemerintah, predikat negara demokratis bagi Kazakhstan tampaknya masih perlu pembuktian. Indikasinya dapat dilihat dari keengganan partai-partai oposisi untuk berpartisipasi dalam pemilu 2011.
Kelompok oposisi terdiri dari Partai Azat, Partai Ak-Zhol dan Partai Rukhaniyat. Ketiganya terdaftar resmi sebagai parpol di Kazakhstan, namun memilih tidak ikut berkompetisi. Sementara masih ada Partai Komunis dan partai Alga yang tidak terdaftar di KPU setempat.
Enggannya oposisi ikut berkompetisi kemungkinkan dipengaruhi dua hal. Pertama, terlalu kuatnya partai penyokong Nazarbayev, sehingga mereka sulit meraup dukungan, bahkan untuk sekadar dukungan minimal sekalipun.
Kedua, kecurigaan adanya politik birokrasi yang mempengaruhi hasil pemilu. Walaupun ini baru analisa, tetapi di banyak negara yang menjalankan transisi demokrasi -termasuk Indonesia- hal tersebut kerap terjadi.
Satu hal lagi yang bisa menjelaskan “stabilitas politik” Kazakhstan adalah adanya adagium populer di ilmu politik bahwa kondisi ekonomi mempengaruhi politik. Bila suatu negara kondisi ekonominya terjaga dengan kesejahteraan yang relatif merata, maka urusan politik menjadi kurang menarik bagi warganya.
Indonesia di bawah rezim Suharto pada periode 1980 hingga awal 1990-an menunjukkan bagaimana ekonomi mempengaruhi politik secara nyata. Saat ekonomi berada pada kondisi “aman”, maka gerakan koreksi terhadap rezim atas nama apapun sulit membuahkan hasil. Itu juga yang terjadi di Malaysia kini, di mana stabilitas ekonomi “memberangus” gerakan-gerakan reformasi.
Teori ini juga berlaku di China dan jazirah Arab yang tengah dilanda gejolak perubahan dalam bungkus Arab Spring. Kita tunggu, apakah ekonomi Kazakhstan mampu bertahan di tengah makin menipisnya SDA dunia dan ketidakpastian ekonomi global yang berujung krisis di banyak kawasan. Itu cukup untuk menjelaskan masa depan Nazarbayev dengan semua predikatnya.
Hubungan Indonesia-Kazakhstan
KAZAKHSTAN sebagai pecahan Uni Soviet merupakan salah satu negara berkembang yang berhasil melakukan konsolidasi politik dan ekonomi secara mapan.
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Donald Trump dan Kamala Harris Bersaing Ketat, Selisih Supertipis
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS