Demokrat: 82 Persen Warga DKI Pilih Calon Alternatif

jpnn.com - JAKARTA - Komunikasi Partai Demokrat dengan Yusril Ihza Mahendra masih berlanjut. Ketua Harian Partai Demokrat (PD) Sjarifuddin Hasan mengatakan, diskusi semakin fokus pada pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kita masih tetap komunikasi dengan Bang Yusril. Bahkan semakin fokus kepada pilkada DKI 2017," kata Sjarif di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9).
Sebagai sebuah proses demokrasi, lanjutnya, komunikasi tersebut sah-sah saja. Apalagi menjelang dibukanya pendaftaran calon gubernur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta seperti sekarang ini.
"Saya melihatnya, mungkin dengan komunikasi itu sudah baik untuk bang Yusril. Lagi-lagi kita tunggu, sebab Ketua Majelis Tinggi PD Pak SBY masih di Korea," ungkapnya.
Mantan Menteri Koperasi dan UMKM ini juga mengaku mengikuti dinamika yang terjadi pada semua partai politik dan bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
"Dinamika yang terjadi itu menjadi salah satu pertimbangan PD agar tidak buru-buru mengambil keputusan. Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) misalnya, sudah semakin turun elektabilitasnya berdasar survei terakhir yang mengungkap sekitar 82 persen rakyat DKI akan memilih calon alternatif," imbuhnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Komunikasi Partai Demokrat dengan Yusril Ihza Mahendra masih berlanjut. Ketua Harian Partai Demokrat (PD) Sjarifuddin Hasan mengatakan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eks Pimpinan KPK Anggap Pembahasan RUU Kejaksaan, Polri, dan TNI Bermasalah
- Ungkap Keprihatinan, Bamsoet: Indonesia Butuh Strategi Baru untuk Berantas Korupsi
- GPA Apresiasi Penyelenggaraan Retret Kepala Daerah yang Digelar Presiden dan Mendagri
- Gerakan Rakyat Bakal Jadi Parpol, Lalu Dukung Anies, Pengamat Ungkap Indikasinya
- Slamet Ariyadi DPR: BPI Danantara Mendorong Peningkatan Perekonomian Nasional Berkelanjutan
- APTISI Siap Laporkan Oknum DPR yang Diduga Mainkan Anggaran KIP Kuliah ke MKD