Demokrat Geram SBY Dituduh Provokator Aksi 4/11
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Rachlan Nasidik mengatakan, Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono tidak menunggangi demonstrasi Aksi Bela Islam 2, Jumat (4/11). Aksi tersebut menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama diadili karena diduga menista Islam.
Rachlan menjelaskan, memang tudingan ini datang beberapa saat sebelum demonstrasi digelar pada Jumat tersebut.
“Tudingan itu macam-macam,” katanya dalam diskusi “Rivalitas Elite Pilkada DKI” di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11).
Menurut Rachlan, banyak pihak mengkait-kaitkan demonstrasi itu dengan Pilkada DKI Jakarta. Dia mengatakan, memang setelah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni muncul sebagai pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta, tiba-tiba Demokrat banyak mendapatkan tudingan.
“Dan saya harus katakana ini sebagai fitnah,” kata Rachlan. Tudingan lain, kata dia, berita di salah satu stasiun televisi swasta pada 2014 yang menuduh SBY punya harta Rp 9 triliun. Nah, kata dia, saat ini isu tidak benar itu menjadi viral ketika Agus-Sylvi berkampanye.
Kemudian, tudingan SBY menerima rumah pemberian negara seluas 5000 meter persegi. Padahal, lanjut Rachlan, yang benar tidak sampai 1500 meter persegi.
“Itu pun tidak pernah ada minta maaf, dan bikin ralat,” sesalnya.
Selain itu, kini SBY dituding berada di belakang aksi 4 November 2016. Menurut Rachlan, tudingan-tudingan atau fitnah itulah yang mendorong SBY bereaksi memberikan keterangan pers. Rachlan mengaku pernah menyarankan ke SBY agar melakukan konfirmasi tertutup saja.
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Rachlan Nasidik mengatakan, Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono tidak menunggangi demonstrasi Aksi Bela
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?
- Santri Diajak Proaktif Melawan Judi Online Lewat Kampanye di Digital
- Gagal di Kasus Timah, Kejagung Jangan Cari Pengalihan Isu dengan Menumbalkan Polri