Demokrat Partai Tokai
Rabu, 15 Juni 2011 – 02:20 WIB
Tapi jangan salahkan mereka, yang melahirkan partai-partai ulat bulu itu. Ini akibat terlalu lama bangsa Indonesia hidup tanpa kemerdekaan berkumpul dan berserikat. Maka ketika koridor kebebasan berkumpul dan berserikat dibuka oleh kekuatan gerakan reformasi, lebih banyak orang mengambil kesempatan ini untuk mendirikan parpol tanpa terlebih dulu belajar mengenai aturan, ideologi, moral, etika dan cita-cita para founding fathers.
Akibatnya banyak parpol yang “tidak tahu apa tujuannya”, sedangkan sebagian lainnya menggunakan prinsip “tujuan menghalalkan cara”. Keduanya menimbulkan kerusakan politik yang tak mudah membenahinya kembali.
Tapi itu merupakan harga yang harus dibayar dalam proses belajar menuju tingkat profesionalisme yang standar, untuk meningkatkan peran parpol sebagai lembaga pengaderan penyelenggara negara dalam tatanan demokrasi.
Partai Demokrat, yang konon digagas Jenderal (Pur) DR H SB Yudhoyono, yang di masa Orba dikenal sebagai salah satu “putra terbaik” TNI/ABRI karena kadar intelektualitasnya (2001), semula diduga akan berbeda dengan parpol-parpol sebelumnya yang menganggap “tujuan menghalalkan cara” dan yang “tak tahu apa tujuannya”.