Demonstran Bakar Gedung Pemerintah
Demonstrasi Anti Pemerintah di Syria Berubah Anarkistis
Senin, 28 Maret 2011 – 09:04 WIB
Laporan itu juga menyebutkan bahwa dua polisi tewas dan 70 tentara terluka di Latakia pada Sabtu lalu (26/3). Kota kecil tersebut merupakan tempat suci berbagai agama.
Baca Juga:
Seorang pejabat Syria menyatakan bahwa penembak jitu telah membidik dua demonstran di sekitar lokasi kerusuhan di Latakia. Kota tersebut berpenduduk 450 ribu orang yang terdiri dari Kristen, Sunni, dan Alawiyah (Syiah).
Kekerasan berdarah itu adalah salah satu bentrok paling mengerikan sejak demonstrasi menuntut reformasi di Syria pecah pada 15 Maret lalu. Demonstran terus memberikan tekanan kepada Presiden Bashar Al-Assad maupun Partai Baath yang berkuasa di Syria selama hampir lima dekade. Bashar Al-Ashad menjadi presiden di Syria sejak Juli 2000. Sang ayah, almarhum Hafez Al-Assad, berkuasa di Syria pada 1971 hingga Juni 2000.
Pemerintah membenarkan bahwa 28 orang telah tewas sejak demonstrasi terjadi di seluruh wilayah Syria. Namun, para aktivis menyatakan bahwa korban tewas di Syria telah mencapai 126 jiwa. Sebagian besar korban tewas terjadi dalam bentrok berdarah pada Rabu lalu (23/3) saat tentara menyerang demonstran di Kota Daraa. Sejumlah media edisi kemarin memuat di halaman depan mereka berita soal bentrok berdarah di Latakia. Sementara itu, harian Tishrin menyatakan bahwa 150 orang terluka dalam kekerasan yang terjadi pada Jumat dan Sabtu lalu.
DAMASKUS - Krisis politik di Syria masih berlanjut. Unjuk rasa di negara Asia Barat yang berlokasi di tepi Laut Mediterania itu berubah menjadi aksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer