Demonstran Bakar Istana Kadhafi
Lagi, Tentara Tembaki Demonstran di Tripoli
Sabtu, 26 Februari 2011 – 08:14 WIB
Presiden Rusia Dmitry Medvedev juga mengutuk penggunaan kekuatan militer terhadap rakyat sipil Libya oleh Kadhafi. Dia pun memperingatkan bahwa Kadhafi dan para pejabatnya bisa dituntut di bawah hukum internasional jika tak menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya.
Prancis menaksir sekitar 2 ribu demonstran Libya telah tewas dalam aksi brutal tentara Kadhafi. Italia sebelumnya mengestimasikan korban tewas akibat kerusuhan di Libya mencapai sekitar 1.000 orang. Menyusul kekejaman tersebut, Uni Eropa kemarin sepakat untuk menerapkan embargoi senjata kepada Libya. Selain itu, Uni Eropa membekukan seluruh asset yang terkait dengan Kadhafi.
Sebelumnya, Swiss juga membekukan rekening atau aset milik keluarga Kadhafi di negara tersebut. Inggris juga melakukan hal yang sama. Pemerintah Inggris akan membekukan dan menyita 10 juta pound atau USD 16,1 juta (sekitar Rp 150 miliar) aset milik keluarga Kadhafi di negara tersebut. Aset itu terdiri dari rumah mewah di London. Selain itu, Kadhafi dilaporkan memiliki rekening bank dan beberapa properti komersial di Inggris.
"Prioritas kami adalah membawa pulang warga negara Inggris di Libya. Tetapi, kami siap menarik dan menyita asset milik Kadhafi," kata sumber di pemerintah Inggris seperti dikutip koran Telegraph kemarin. (CNN/AFP/AP/Rtr/dwi)
BENGHAZI - Pengunjuk rasa di Benghazi, kota terbesar kedua di Libya, melampiaskan kemarahan mereka atas kekejaman sang pemimpin, Muammar Kadhafi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer