Demonstran Pendukung Papua Merdeka Desak Australia Setop Menjual Senjata ke Indonesia
George melarikan diri dari 'West Papua' pada tahun 1984 karena saat itu, katanya, dia dipersekusi oleh aparat Pemerintah Indonesia.
Tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini tiba di Australia pada 29 Oktober 2000 setelah belasan tahun hidup di pengungsian di Papua Nugini.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan pabrik senjata yang mengeruk keuntungan dari penjualan produk mereka ke Indonesia, tangan mereka berlumuran darah.
"Duitnya dari darah, dari airmata, dan dari pengorbanan dan penderitaan rakyat West Papua," kata George dalam wawancara dengan program Pacific Beat ABC.
Operasi militer kini sedang berlangsung di 'West Papua' setelah Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha tewas tertembak di Beoga, Kabupaten Puncak.
Setelah kejadian itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk melabeli Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sebagai organiasi teroris.
Menurut Jason McLeod dari organisasi kampanye 'Make West Papua Safe', dengan menekan pabrik pembuatan senjata secara langsung, hasilnya bisa lebih efektif dibandingkan dengan berharap pada politisi Australia.
"Sudah sekitar 50 tahun kita di negara ini di mana fokus utamanya pada politisi. Dan para politisi ini semakin memihak pada pemerintah Indonesia," ujar Jason.
Unjuk rasa terjadi di Brisbane saat digelar pameran dari sejumlah perusahaan pabrik senjata terbesar di dunia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata