Dengan BBM, Bangun Jalan Tol
Sesekali DPR Perlu Kunker ke Kalkuta
Rabu, 02 Februari 2011 – 00:55 WIB
Maka, pagi itu, selama sejam berjalan kaki, saya hanya bisa melihat kesemrawutan dan kekumuhan di sepanjang jalan. Di salah satu jalan di pusat kota, saya melihat begitu banyak orang mandi di trotoar. Hanya mengenakan celana dalam. Rupanya, ada air PDAM yang sudah lama bocor di situ. Bisa untuk mandi gratis beramai-ramai.
Saya menghitung ada berapa orang yang lagi mandi pagi di trotoar itu: 14 orang. Di sepanjang trotoar yang saya lalui, tidak henti-hentinya pemandangan ini: orang berdiri di atas trotoar sambil menggosok gigi. Ada yang pakai sikat gigi, banyak juga yang pakai sepotong kayu, sebesar jeruji jendela yang kecil. Sesekali saya lihat mereka mematahkan kayu itu, lalu memasukkan kembali ke mulut.
Masih ada lagi fungsi lain trotoar di sana: untuk tempat memasak. Begitu banyak ibu-ibu yang memasak di pinggiran jalan. Demikian juga toilet umum, rupanya kurang diperlukan. Saya melihat di mana-mana orang bisa kencing sambil berdiri begitu saja di pinggir jalan.
Setelah lelah berjalan kaki, kami meloncat ke dalam trem listrik. Biar bisa menjangkau kota lebih jauh. Juga, siapa tahu bisa melihat satu bagian kota yang lain yang agak berbeda. Tapi, ternyata sama. Di mana-mana kami melihat pemandangan yang itu-itu juga. Praktis, hanya di dalam lingkungan hotel yang terlihat terawat indah.