Deni Daruri Sebut Investor EBT Bakal Antre Masuk Indonesia, Begini Alasannya

Deni Daruri Sebut Investor EBT Bakal Antre Masuk Indonesia, Begini Alasannya
Pimpinan Founder Bumi Global Karbon, Ahmad Deni Daruri. Foto: Dokpri

Keempat, mekanisme pembiayaan yang inovatif dimana mekanisme pembiayaan dari berbagai jenis dapat berguna dalam mengurangi risiko, menawarkan potensi pengembalian tambahan, atau menciptakan lebih banyak peluang investasi.

“Terakhir, asumsi risiko awal dimana beberapa proyek yang sukses termasuk sponsor awal yang bersedia menanggung berbagai risiko," pungkasnya.

Menurut Deni, besarnya potensi EBT yang dimiliki Indonesia menjadi 'barang seksi' bagi investor. Mulai dari sinar matahari, angin, air, biomassa, dan panas bumi.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi EBT Indonesia mencapai 442,4 GW.

Hanya saja yang baru dimanfaatkan sekitar 11,3 GW atau hanya 2,5 persen dari total potensi yang ada.

Peluang investasi EBT di Indonesia sangat menarik bagi para investor baik dalam negeri, maupun luar negeri.

Sebab, Indonesia memiliki empat keunggulan komparatif. Pertama, kebijakan pemerintah sangat pro pengembangan EBT, seperti target bauran energi nasional 23 persen EBT pada 2025, insentif fiskal dan nonfiskal bagi investor EBT,serta penyederhanaan perizinan dan regulasi.

Kedua, ketersediaan sumber daya EBT yang melimpah dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, seperti sinar matahari mencapai 4,8 kWh/m2/hari, angin dengan kecepatan rata-rata 3-6 m/s, air dengan potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 75 GW.

Founder Bumi Global Karbon (BKG) Foundation Achmad Deni Daruri optimistis investor energi baru terbarukan (EBT) bakal deras masuk ke Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News