Denny JA: Politikus Harus Lebih Rileks Menilai Survei Pilpres
jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan politikus seharusnya bisa lebih rileks dalam menanggapi hasil survei.
Dia merespons somasi hukum yang ditujukan kepada LSI Denny JA karena sang pengugat tak puas capres dukungannya mendapatkan persentase kecil, yang tidak masuk akal di Sumut.
Hal itu diungkapkan Denny melalui video yang diunggah akun media sosial resminya, DennyJA_World di Instagram, Rabu (11/10).
Dia menyebutkan somasi kepada lembaga survei itu memang kerap terjadi di setiap pilpres ataupun pilkada.
"Ini peristiwa yang terjadi berulang-ulang di setiap pemilu presiden, sejak 2004. Bahkan ini juga terjadi di banyak Pilkada," kata Denny JA.
Dia menjelaskan juga ada kasus pilkada, kubu yang dikalahkan bahkan menduga ada permainan tingkat tinggi.
"Bahkan mereka mengatakan hasil survei ini diatur untuk nanti membenarkan kecurangan pemilu atau pilkada," lanjutnya.
Namun, dia menilai somasi terhadap lembaga survei juga memiliki sisi positif.
Pendiri LSI Denny JA Dia menyebutkan somasi kepada lembaga survei memang kerap terjadi di setiap pilpres ataupun pilkada.
- Persepi Jatuhkan Sanksi kepada Poltracking soal Beda Hasil Survei Pilgub Jakarta
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Prabowo Resmikan Gerakan Solidaritas Nasional, Ini Tujuannya
- Persepi Dipastikan Objektif dalam Selidiki Beda Hasil Survei LSI dan Poltracking
- Hasil Survei Pilkada Jakarta Dipertanyakan, LSI Bakal Diperiksa Dewan Etik Persepi
- Elektabilitas di LSI Urutan 2, Ridwan Kamil Minta Lihat Survei yang Lain