Densus 88, Burung Hantu yang Tak Pernah Tidur

Bebas Apel Rutin, Ponsel Tak Boleh Mati

Densus 88, Burung Hantu yang Tak Pernah Tidur
Densus 88, Burung Hantu yang Tak Pernah Tidur
Dalam setiap penugasan, anggota unit intelijen Densus 88 bisa menjadi apa saja. Mereka juga mempunyai berbagai identitas palsu untuk kepentingan penyidikan. Buktinya, saat sukses menggulung komplotan Wahyu dan kawan-kawan di Plumpang, 21 Oktober tahun lalu, tim menyamar menjadi tukang penjual air mentah selama berhari-hari. Unit yang lain menyamar sebagai tukang pengangkut sampah dan tukang ojek. 

 

Pada 2006, Densus 88 AT Polri hampir menangkap Noordin M. Top dalam penggrebekan di Dusun Binangun, Wonosobo, Jawa Tengah. Sayang, Noordin dapat meloloskan diri. Dalam penyergapan yang disertai dengan tembak-menembak tersebut, Densus 88 AT Polri berhasil menangkap dua orang dan menembak mati dua tersangka yang lain.

 

Sebelum menggerebek, tim menyamar sebagai kernet dan sopir di pool PO DAMRI yang letaknya tak jauh dari rumah target. Setahun kemudian, tepatnya 22 Maret 2007, Densus 88 AT Polri membongkar jaringan persenjataan dan bom terbesar sejak 30 tahun terakhir di kawasan Sleman, Jogjakarta.

 

Untuk menyukseskan misi, perawakan anggota Subdenintel Densus 88 jauh dari kesan polisi. Soal sepatu, misalnya. Mereka biasa pakai sepatu kets atau sepatu olahraga, bukan sepatu polisi biasa atau menggunakan sepatu jatah. "Sebab, di mata kaki akan membekas dan mudah diidentifikasi," katanya.

 

Pengeboman JW Marriott dan Ritz-Carlton Jumat pekan lalu (17/7) membuat terhenyak anggota Densus 88 Antiteror (AT) Mabes Polri. Bagaimana tidak,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News