Densus 88 Cokok Adik M Syarif
Rabu, 20 April 2011 – 05:35 WIB
SBY menuturkan, akhir-akhir ini telah ada peringatan yang berkaitan dengan situasi keamanan dan ketertiban publik. Misalnya, kekerasan horizontal yang mengakibatkan jatuhnya korban dan kerusakan, aksi terorisme, serta gejala radikalisasi.
"Tiga-tiganya, kekerasan horizontal, terorisme, dan radikalisme, kalau kita biarkan akan mengganggu keamanan dalam negeri kita, keamanan masyarakat kita," ucap SBY dalam pengantar rapatnya. Selain itu, terjadi peristiwa yang disebut SBY sebagai pembangkangan terhadap hukum (law disobedience).
"Bahkan, terjadi satu-dua kasus penyerangan terhadap petugas negara, apakah itu penegak hukum atau anggota Polri dan anggota TNI yang sedang mengemban tugas," ujar dia. Menurut SBY, hal itu bisa mengancam keamanan dalam negeri. "Kalau kita tidak serius menanganinya, rasa aman rakyat bisa terganggu," imbuhnya.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, direktif dari presiden adalah mengamankan semua wilayah, terutama preemptive dan preventif. "Preemptive-nya dan preventif memberikan daya tangkal kepada masyarakat untuk bisa mengamankan lingkungan. Preventifnya kita libatkan dalam arti, kan tidak semua di-cover Polri. Jadi, masyarakat menjadi bagian dari pencegahan," ucap dia setelah mengikuti rapat.
JAKARTA - Bomber Cirebon Muhammad Syarif, rupanya, bercita-cita pergi jihad ke Afghanistan. Keinginan itu disampaikan oleh Syarif kepada adiknya,
BERITA TERKAIT
- Hak Konstitusional Firli Bahuri Harus Dihormati
- Jenderal Polri Menjamin Penanganan Kasus Penembakan Siswa Semarang Transparan
- Katarina Minta Jaksa Segera Eksekusi Pelaku Pemalsuan Akta Setelah Kasasi Dikabulkan
- Pensiunan Notaris Diduga Dikriminalisasi dengan Sengketa Perdata yang Dipidanakan
- Kebakaran Melanda Rumah Padat Penduduk di Tanah Abang, Ini Dugaan Penyebabnya
- Tidak Seluruh Honorer Lulus PPPK 2024, Sudah Diantisipasi, 3 Alasannya