Densus Buru Warga Perancis
Selasa, 10 Agustus 2010 – 08:02 WIB

Densus Buru Warga Perancis
JAKARTA -- Aparat anti teror Densus 88 Mabes Polri masih mengejar seorang warga Perancis yang diduga membantu jaringan teroris Jawa Barat. Pria beristrikan warga Maroko itu menjual mobil sedan Mitsubishi Galant B 1600 KE. "Memang benar teroris sedang menyiapkan bom mobil," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang di Mabes Polri kemarin (9/8). Mantan tenaga ahli Lemhanas itu belum bisa memastikan apakah warga Perancis itu membantu Fahri secara sadar atau sekedar kebetulan menjual mobil. "Kami sedang lacak databasenya di Interpol sekaligus minta bantuan untuk penangkapan," katanya. Kelompok Jawa Barat ini memang disiapkan untuk melakukan serangan menggunakan rangkaian bom yang berbahan dasar ramuan bahan kimia. "Salah seorang tersangka yang tertangkap yakni Kurnia Widodo alias Ujang adalah sarjana teknik kimia dan tahu betul cara meracik bahan bom," katanya.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos sebelumnya, mobil Galant itu disiapkan sebagai casing ( tempat) rangkaian bom. Rangkaian yang terpaksa diledakkan di lokasi penangkapan Cibiru, Bandung juga merupakan bom mobil khas teknik Dr Azahari.
Baca Juga:
."Memang Mitsubishi Gallant itulah yang akan digunakan sebagai sarana menyerang. Nanti akan ditabrakkan ke sasaran," kata Edward. Mobil itu dibeli oleh tersangka Fahru Rozi alias Fahri yang sudah diringkus Sabtu (07/08) lalu seharga Rp 5 juta.
Baca Juga:
JAKARTA -- Aparat anti teror Densus 88 Mabes Polri masih mengejar seorang warga Perancis yang diduga membantu jaringan teroris Jawa Barat. Pria beristrikan
BERITA TERKAIT
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Berdoa di PIK, Biksu Thudong Tebar Pesan Damai
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi
- Menyambut Thudong 2025 di PIK Bukan Ritual Semata, Melainkan Pengalaman Jiwa