Densus Tipikor Polri Dipimpin Jenderal Bintang Dua
Anggota Komisi III Eddy Kusuma Wijaya mengungkapkan, pihaknya mendukung pembentukan densus yang digagas Polri.
Menurut dia, pemberantasan korupsi harus dilakukan secara bersama. Dia yakin, Polri dengan personelnya yang begitu banyak akan bisa melaksanakan tugas pemberantasan korupsi dengan baik.
Ke depan, tutur dia, dia berharap KPK hanya melaksanakan fungsi supervisi, koordinasi, dan menjadi trigger mechanism.
Sedangkan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi akan ditangani Densus Tipikor. ”Itu harapan saya yang belum tentu disetujui,” terang politikus PDIP tersebut.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menilai positif rencana Kapolri terkait pembentukan Densus Tipikor.
Menurut dia, dalam konteks pelaksanaan tugas pemberantasan korupsi, komunikasi dan kerja sama antara KPK dan Polri telah terjalin sejak lama. ”Penguatan peran Polri dalam pemberantasan korupsi adalah hal penting,” ujarnya.
Febri juga mengungkapkan, koordinasi dan supervisi (korsup) penanganan korupsi antara KPK dan lembaga penegak hukum lain, yakni Polri dan kejaksaan, terus dilakukan.
Sampai Agustus lalu, terhitung sudah dilakukan koordinasi terhadap 114 kasus. Perinciannya, 50 dengan kepolisian dan 64 kejaksaan.
Densus Tipikor Polri akan dipimpin jenderal bintang dua. Operasional kesatuan baru tersebut membutuhkan biaya Rp 2,6 triliun.
- Wakil Ketua MPR Apresiasi Kebijakan Prabowo yang tak Memangkas Anggaran KIP Kuliah
- Meski Ada Efisiensi Anggaran, Kemenekraf Tetap Berkomitmen Kerja Maksimal
- Istana: Anggaran yang Diefisiensi Tidak Punya Pengaruh Besar Terhadap Masyarakat
- Begini Pandangan Akademisi Terkait Efisiensi Anggaran Dalam Inpres 1 Tahun 2025
- Ahmad Najib Dukung Efisiensi Anggaran Pemerintah sebagai Langkah Strategis
- Komisi IV Tunda Pembahasan Efisiensi Anggaran Bareng Mitra, Ini Masalahnya