Deny JA Terancam Pidana
Buat Iklan Satu Putaran
Jumat, 03 Juli 2009 – 19:25 WIB

Deny JA Terancam Pidana
JAKARTA -- Polemik mengenai iklan pilpres satu putaran bakal terus bergulir. Setelah Jusuf Kalla (JK) menyebut iklan tersebut ilegal, tim sukses JK-Wiranto, Indra J Piliang 'menjabarkan' statemen bosnya itu. Menurut Indra Piliang, sesuai dengan Undang-Undang (UU) pilpres, yang berhak utnuk berkampanye adalah tim kampanye resmi yang terdaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berbeda dengan Indra, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Firmazah tetap yakin bahwa iklan satu putaran itu punya kaitan langsung dengan kepentingan SBY-JK. Angka-angka yang muncul di iklan itu, lanjutnya, merupakan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang juga milik Deny JA. "Ada eksploitasi data survei untuk menggiring opini publik," katanya.
"Di luar tim kampanye resmi, maka itu pelanggaran pidana. Deny JA, saat SBY mengatakan bahwa itu bukan iklan dia, dia sudah melanggar Undang-Undang pilpres. Dia berhadapan dengan hukum," ujar Indra Piliang di Jakarta, Jumat (3/7). Namun demikian, tim JK-Win tidak akan melaporkan kasus ini ke Bawaslu. Alasannya, yang dirugikan terhadap penayangan iklan itu adalah pasangan SBY-Boediono, bukan JK-Win.
Baca Juga:
"Kalau jantan, tim SBY-Boediono yang mestinya melaporkan kasus ini," ujarnya. Dijelaskan Indra, dari materi iklan jelas itu tergolong kampanye ilegal. Pasalnya, Lembaga Studi Demokrasi (LSD) pimpinan Deny JA bukan termasuk tim kampanye SBY-Boediono, tapi membuat iklan yang memenuhi syarat sebagai bentuk kampanye. Materi iklan pilpres satu putaran itu ada foto SBY dan Boediono, serta nomor urut 2.
Baca Juga:
JAKARTA -- Polemik mengenai iklan pilpres satu putaran bakal terus bergulir. Setelah Jusuf Kalla (JK) menyebut iklan tersebut ilegal, tim sukses
BERITA TERKAIT
- Megawati Keluarkan Instruksi Lagi, Khusus untuk Kepala Daerah yang Belum Ikut Retret
- PDIP Tegaskan Instruksi Megawati Terkait Retret Kepala Daerah
- Jubir PDIP Sebut Megawati Tak Pernah Melarang Kader Ikut Retret
- Survei Median: 46 Persen Netizen Tak Setuju Sikap PDIP soal Retreat Kepala Daerah
- Putusan MK Perintahkan PSU di Boven Digoel, KPU Merasa Sudah Sesuai Aturan
- MK Batalkan Hasil Pilkada Serang, PAN Yakin Ratu-Najib Tetap Menang