Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci

Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci
Patung Depati Parbo di pusat kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com

jpnn.com - TIGA puluh hulubalang Kerinci mengalahkan tiga ratusan opsir Belanda. Lakon utamanya Kasib gelar Depati Parbo. Peristiwa legendaris ini terjadi pada awal 1903. Ketika Belanda mulai memasuki pedalaman Sumatera.

Wenri Wanhar – Jawa Pos National Network

Jauh sebelum peristiwa ini, merujuk Tambo Kerinci, Rajo Mudo dari Alam Kerinci pernah diundang Sultan Permansyah dari Indrapura sewaktu mereka melakukan perang terbuka selama sembilan bulan dengan Belanda. Perang yang membuat Belanda terpukul mundur.

Makanya, kemudian hari (awal 1903) ketika pasukan Belanda tiba di Kerinci setelah berhasil merebut beberapa negeri di Sumatera, kedatangan mereka disambut sergapan hulubalang.

Ratusan opsir Belanda disambut 30 hulubalang Kerinci pimpinan Depati Parbo di Renah Manjuto, Kerinci bagian Selatan. Kecamuk.

“Sebanyak 300 opsir Belanda terbunuh. Sisanya tunggang langgang ke daerah Muko-Muko dan Bengkulu,” kata Iskandar Zakaria, pakar sejarah Kerinci, kepada JPNN.com di Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, 14 Januari 2018.

Iskandar anak Minang yang lahir di Kerinci pada 1942. Pada 1970 dia meneliti sejarah Perang Kerinci.

Pak Is—demikian dia karib disapa—mewawancarai pelaku dan saksi sejarah. Di antaranya, Pak Rawi, orang Lempur yang ikut berjuang bersama Depati Parbo. Dan beberapa orang Lolo, kampung yang menjadi basis perjuangan Depati Parbo.

Ratusan opsir Belanda disambut 30 hulubalang Kerinci pimpinan Depati Parbo di Renah Manjuto, Kerinci bagian Selatan. Kecamuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News