Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci

Kini, Belanda memfokuskan serangan ke Lolo Kecil, basis perjuangan rakyat Kerinci yang dipimpin Depati Parbo.
Pertempuran Lolo
Pecahlah pertempuran. Meski persenjataan pihak Belanda lebih mumpuni, perang berlangsung sengit. Berhari-hari.
Bersenjatakan keris, pedang dan tombak, kawanan Depati Parbo menguasai medan laga.
Eh…belakangan terjadi laga satu lawan satu. Gamang mana lawan mana kawan. Di pihak Belanda, mulai banyak juga “orang kita”.
Dalam Pertempuran Lolo, menurut cerita rakyat yang terus hidup hingga hari ini, terkenal seorang perempuan yang menjaga pintu gerbang.
Dia membunuh seorang kapten Belanda dan beberapa orang opsirnya sebelum akhirnya gugur kena tembak.
Namanya Fatimah. Perempuan yang senantiasa lantang menyatakan, “lebih baik mati berkalang tanah, dari pada hidup terjajah.”
Ratusan opsir Belanda disambut 30 hulubalang Kerinci pimpinan Depati Parbo di Renah Manjuto, Kerinci bagian Selatan. Kecamuk.
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Yamaha Nmax Turbo: Menyisir Kepingan Surga Dataran Tinggi Kerinci
- Haikal Gantung Diri di Rumah, Pakaian yang Dipakai Karate dengan Sabuk Hitam